
Potret Desa Ramah Orangutan di Dolok Saut, Dulu Menembak Kini Melestarikan
TAPANULI UTARA, GJI.or.id — Perubahan sikap dan pandangan warga terhadap orangutan tapanuli terjadi di Desa Dolok Saut, Kecamatan Simangumban, Tapanuli Utara. Jika sebelumnya menembak, kini mereka ikut melestarikan orangutan dan mengantisipasi terjadinya konflik.
Seorang warga, Sofyan Napitupulu, menjelaskan pengalaman dan terjadinya perubahan sikap masyarakat terhadap orangutan tapanuli dan juga satwa lainnya. Saat ini warga secara aktiv ikut kegiatan monitoring untuk mengantisipasi konflik antara manusia dengan orangutan tanpa melukai.
“Kalau di sini simpel-simpelnya membuat, ya kita membuat api untuk mengusirnya,” kata Sofyan.
Meski populasi orangutan tidak sebanyak dulu, keberadaannya masih sering terdeteksi melalui sarang-sarang yang ditemukan di sekitar kebun warga. Interaksi langsung dengan manusia jarang terjadi karena sifat orangutan cenderung menghindari manusia.

“Kalau kita lihat dari tempatnya memang sering. Tapi kalau untuk berjumpa langsung dengan orang, memang dia itu agak sensitif. Nggak mau ketemu orang,” katanya.
DIkatakannya, saat ini sikap dan perilaku masyarakat sudah berubah. Jika sebelumnya tidak memahami orangutan adalah satwa yang dilindungi, perburuan tidak terelakkan.
“Kalau sekarang Pak mudah-mudahan setelah ada penjaga untuk melestarikan orangutan, sudah nggak ada lagi Pak,” tambahnya.
Ia mengungkapkan orangutan tidak hanya datang saat musim buah, melainkan mencari tempat yang nyaman untuk bersarang, termasuk di pohon kemenyan yang juga dimanfaatkan oleh masyarakat.
Aktivitas ini kadang dianggap merugikan masyarakat, namun seiring waktu masyarakat mulai menerima dan memahami pentingnya menjaga satwa tersebut.
“Kadang kita juga terganggu juga memang. Karena kalau dia bikin sarang itu kayu-kayunya langsung habis kan. Tapi ya gitu lah,” ujarnya.
Dalam pengamatannya, Sofyan menyebut perilaku makan orangutan jauh lebih selektif dibanding satwa lain yang sering merusak tanaman secara berlebihan.
“Kalau orangutan itu memang Pak, sebetulnya kalau kita perhatikan, dia itu nggak begitu menghabiskan. Cukup untuk sekedar untuk makanan dia saja Pak. Jadi dia itu nggak kayak bodak itu kan,” katanya.
Menurutnya, perubahan sikap masyarakat terhadap orangutan dan satwa dilindungi lainnya tidak lepas dari adanya sosialisasi dan pembinaan dari berbagai pihak, termasuk lembaga konservasi.
Masyarakat kini lebih sadar akan pentingnya keberadaan orangutan dalam ekosistem hutan. Menurutnya, pembinaan dan penyadartahuan yang dilakukan berbagai pihak pentingnya menjaga ekosistem sangat bermanfaat dan membantu.
“Kayak kami dulu itu kami nggak tahu. Ya udah kalau kita tengok itu makan, kita tembak. Sekarang kan sudah ada pembinaan kayak gini ya. Mudah-mudahan kami ikut melestarikannya Pak,”katanya.
Leave a Comment
You must be logged in to post a comment.