GREEN JUSTICE INDONESIA GREEN JUSTICE INDONESIA
  • HOME
  • ABOUT US
  • PUBLICATION
    • NEWS & MEDIA
    • ARTICLE
    • LIBRARY
  • EVENTS & ACTIVITIES
  • CONTACT US
Menurut Sumatera Regional Manager, Pelestari Ragamhayati Cipta Fondasi (PRCF), Doni Latuparisa, ada 3 aspek dalam pendekatan yang dilakukan PRCF di desa ini yakni penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood), tata kelola hutan (forest governance), dan keanekaragaman hayati (biodiversity)
  • June 5, 2025
  • gjimedan
  • 0 Comments
  • 7 Views
  • 0 Likes
  • NEWS & MEDIA

Membangun Ekonomi Hijau, dari Kopi ke Konservasi

TAPANULI UTARA, GJI.or.id – Sebuah desa bernama Dolok Saut berada di Kecamatan Simangumban, Tapanuli Utara. Desa ini menjadi kawasan penyangga bagi kawasan ekosistem Batang Toru yang kaya dengan keanekaragaman hayati.

Sumatera Regional Manager, Pelestari Ragamhayati Cipta Fondasi (PRCF), Doni Latuparisa mengatakan, desa ini hanya berjarak 300 meter dari hutan lindung. PRCF sudah mendampingi masyarakat desa ini sejak 2022.

Menurutnya, ada 3 aspek dalam pendekatan yang dilakukan PRCF di desa ini yakni penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood), tata kelola hutan (forest governance), dan keanekaragaman hayati (biodiversity).

“Kita melakukan pendampingan untuk mendorong program perhutanan sosial sebagai penguatan tata kelola hutan secara lestari,” katanya, pekan lalu.

Buah kopi robusta di kebun milik petani kunci di Desa Dolok Saut, Kecamatan Simangumban, Tapanuli Utara.

Dijelaskannya, dalam konteks pertanian berkelanjutan di 3 desa di blok timur Batang Toru, ada 9 kebun percontohan, salah satunya di kebun kopi milik Kepala Desa Dolok Saut.

Pada program agroforestry kopi ini, PRCF mendampingi petani mulai dari pembagian bibit, penanaman, hingga perawatan. Sekaligus membuka akses pasar nasional dan internasional.

Ke depan pihaknya akan mendorong Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) pada saat Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) sudah mendapatkan persetujuan pengelolaan oleh Kementrian Kehutanan.

“Ini akan membantu meningkatkan ekonomi kerakyatan di desa Dolok Saut dan dua desa lain di blok timur Batang Toru,” katanya.

Namun pekerjaan PRCF tak berhenti di kebun. Bersama masyarakat, mereka menyusun rencana kerja menuju pengelolaan hutan desa selama 35 tahun, lengkap dengan rencana kerja jangka 10 tahunan dan tahunan.

Pada konteks biodiversitas, mereka juga melakukan survei dan monitoring keanekaragaman hayati, termasuk spesies dilindungi seperti orangutan tapanuli, siamang, dan gibbon yang masih hidup liar di sekitar kawasan ini.

Tags:
desa Dolok SautDoni LatuparisaGjiGreen Justice Indonesiapetani Kopi Desa Dolok SautPRCFTAPANULI UTARA
Prev PostMenyatukan Habitat, Menyelamatkan Orangutan Tapanuli
Next PostKopi Tanjung Dolok Menembus Pasar Ekspor Singapura dan Dubai 
Related Posts
  • Tepatnya di Dusun II Paromaan, Desa Tapian Nauli Saurmanggita, Kecamatan Tukka, Kabupaten Tapanuli Tengah. Selama bertahun-tahun mayoritas masyarakatnya hidup dari hasil menebang kayu di hutan. Ketiadaan alternatif usaha lain dan sulitnya akses jalan membuat mereka melakukannya meski sadar dengan resikonya. Perkumpulan Samudera mendampingi mereka agar berhenti menebang kayu dan beralih usaha madu dan kopi robusta.
    Upaya Hentikan Penebangan Kayu, Beralih Usaha Madu dan Kopi June 17, 2025
  • Risminda Hutabarat mengatakan, masyarakat sebenarnya sadar bahwa aktivitas menebang kayu di hutan sangat berresiko namun terpaksa dilakukan karena tidak ada alternatif lainnya.
    Mencari Alternatif Selain Menebang Kayu di Tapian Nauli Saurmanggita June 15, 2025

Leave a Comment Cancel Comment

You must be logged in to post a comment.

greenjusticenow@gmail.com Drop Us a Line
(061) 80471297 Call Us Now
Jl. Bunga Terompet V No.25, Padang Bulan Selayang II, Kec. Medan Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara 20132 Get Direction
copyright © www.gji.or.id 2022