
Mewujudkan Ekowisata Gunung Lubuk Raya secara Berkelanjutan
TAPSEL, GJI.or.id – Komitmen masyarakat di Desa Marancar Godang, Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan dalam mengelola wisata alam berbasis konservasi semakin kuat.
Meski suasana puasa, tak menyurutkan mereka duduk bersama hingga larut malam membahas Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Ekowisata Pendakian Gunung Lubuk Raya (1.862 mdpl).
Dalam diskusi pada Selasa, (11/3/2025) sore, melibatkan Lembaga Pengelolaan Hutan Desa (LPHD) Permata Hijau bersama Sarekat Hijau Indonesia (SHI), Jaringan Advokasi Masyarakat Marjinal (JAMM), Green Justice Indonesia (GJI) dan Yayasan Cinta Alam Ekosistem Indonesia (Cendana).

Manajer program GJI, Sofyan Adly mengatakan, kegiatan ini berupa dua hari pelatihan untuk meningkatkan kapasitas ketrampilan mengelola ekowisata pendakian, pendidikan, dan penelitian.
Harapannya, ekowisata Gunung Lubuk Raya berkembang lebih berkelanjutan serta memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.Menurut Ali, panggilan akrabnya, konsep ekowisata mengutamakan kelestarian lingkungan, pemberdayaan masyarakat lokal dan edukasi.
“Hal tersebut yang membedakannya dari konsep wisata massal yang sering berdampak negatif pada ekosistem,” katanya, Selasa (11/3/2025).

Dalam pelatihan ini, Taufik Germatsyah dan M. Iqbal Nasution dari Yayasan Cendana dalam materinya tentang konsep ekowisata, manajemen jalur pendakian dan strategi keberlanjutan menekankan agar keseimbangan alam, budaya dan kesejahteraan masyarakat tetap dijaga.
Pelatihan ini dimulai sore hari dilengkapi dengan buka bersama, diselingi salat tarawih dan lanjut hingga malam. Selain memperkaya wawasan, kegiatan ini juga mempererat solidaritas di antara peserta dan organisasi pendukung.
Melalui pelatihan ini, KUPS Ekowisata Pendakian semakin siap mengembangkan wisata alam yang tidak hanya menarik bagi pendaki, tetapi juga berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakat setempat.
“Harapkannya dapat menjadi model ekowisata yang mampu menjaga alam sambil memberikan manfaat bagi komunitas lokal,” ujarnya.
Leave a Comment
You must be logged in to post a comment.