GREEN JUSTICE INDONESIA GREEN JUSTICE INDONESIA
  • HOME
  • ABOUT US
  • PUBLICATION
    • NEWS & MEDIA
    • ARTICLE
    • LIBRARY
  • EVENTS & ACTIVITIES
  • CONTACT US
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria dalam Innovative Forum of Climate Smart Indonesia di Jakarta pada Senin (5/5/2025) mengatakan, Indonesia sedang dilanda resiko kesehatan terkait iklim.
  • May 6, 2025
  • gjimedan
  • 0 Comments
  • 139 Views
  • 0 Likes
  • NEWS & MEDIA

Perubahan Iklim Picu Kasus Malaria, Indonesia Darurat Kesehatan

JAKARTA, GJI.or.id – Perubahan iklim memicu tingginya persebaran malaria di Indonesia hingga 443.000 kasus (2022).  Sebagai negara kepulauan di jalur tropis, negara ini menghadapi tantangan besar perubahan iklim. 

Dalam keterangan tertulisnya, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria dalam Innovative Forum of Climate Smart Indonesia di Jakarta pada Senin (5/5/2025) mengatakan, Indonesia sedang dilanda resiko kesehatan terkait iklim. 

Dijelaskannya, gelombang panas ekstrem, banjir, hingga lonjakan wabah penyakit, sebagai dampak krisis iklim semakin terasa langsung di masyarakat. Nezar menilai ada potensi pada teknologi dan kecerdasan buatan untuk merespon secara cepat dan akurat.

“Teknologi menjadi perisai kita terhadap ancaman kesehatan yang disebabkan oleh iklim. Kita membutuhkan sains, kolaborasi dan inovasi digital untuk mengatasi hal ini,” katanya.

Menurutnya, pemerintah sedang mendorong penggunaan AI dalam merumuskan kebijakan berbasis data ilmiah. Selain itu, inovasi digital seperti pemantauan pasien jarak jauh dan dukungan perawatan mandiri berbasis aplikasi dinilai dapat memperkuat sistem layanan kesehatan, terutama di wilayah terdampak bencana.

“Komdigi percaya bahwa kapabilitas transformatif yang diproses oleh AI harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup kita. Oleh karena itu, kami sangat mendukung pengembangan Sistem Tanggap Peringatan Dini Indonesia atau E-WARS. Kami menantikan kemajuan teknologi dan eksplorasi kasus penggunaan yang lebih banyak lagi, sehingga kami dapat membayangkan kondisi kesehatan yang lebih baik dan menyelamatkan lebih banyak nyawa,” jelasnya.

Ia menambahkan, kerja kolektif antara kementerian, lembaga riset, dan institusi teknologi menjadi kunci untuk mengubah krisis ini menjadi peluang. Forum tersebut turut melibatkan Kementerian Kesehatan, BMKG, BNPB, KORIKA, IMACS, hingga Mohamed bin Zayed University of Artificial Intelligence (MBZUAI).

“Kita harus memanfaatkan kecakapan teknologi kita untuk mengubah krisis ini menjadi peluang transformasi. Dengan menggabungkan data iklim dan kesehatan, AI mampu memprediksi, mencegah, dan bahkan mengurangi dampak ancaman kesehatan akibat iklim, termasuk mencegah terjadinya wabah,” tujarnya. 

Tags:
Climate Changedarurat KesehatanforestearthGjiGreen Justice IndonesiaKomdigiKRISIS IklimmalariaNezar PatriaPerubahan Iklim
Prev PostPeringatan Hari Bumi; Menjaga Ekosistem Kunci Mengatasi Krisis Iklim
Next PostCerita Komunitas Adat Simenakhenak Belajar Budidaya Kopi di Tapanuli Selatan
Related Posts
  • Green Justice Indonesia Dukung Perempuan Adat Simardangiang di Forum Internasional September 27, 2025
  • Dalam Konferensi Masyarakat Adat Asia ke-5, Devi menegaskan bahwa keanekaragaman hayati, pangan, sungai, hingga benih lokal bukan sekadar isu lingkungan—tetapi bagian dari hidup perempuan adat itu sendiri.
    Jejak Perjuangan Perempuan Adat Melawan Korporasi dan Solidaritas Internasional September 26, 2025

Leave a Comment Cancel Comment

You must be logged in to post a comment.

greenjusticenow@gmail.com Drop Us a Line
(061) 80471297 Call Us Now
Jl. Bunga Terompet V No.25, Padang Bulan Selayang II, Kec. Medan Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara 20132 Get Direction
copyright © www.gji.or.id 2022